“Bila ingin sukses, bicaralah seperti orang sukses”.
Kutipan ini saya dapatkan di buku
yang saat ini saya sedang baca atau lebih tepatnya sedang saya santap dengan
lahap, judul bukunya “Bicara Itu Ada Seninya” terjemahan dari judul aslinya
“The Secret Habits To Master Your Art Of Speaking” Karya Oh Su Hyang (Dosen
& Pakar Komunikasi terkenal di Korsel).
Saya dari dulu memiliki kekurangan
dalam hal public speaking, selalu ketika disuruh berbicara di depan public demam
panggung pasti menyerang. Agar agak lebih lancar berbicara saya mesti
melancarkannya terus jauh hari, dan sialnya atau mungkin merupakan sebuah
berkah akhir-akhir ini sangat banyak kegiatan atau aktifitas dadakan yang
memaksa saya untuk belajar dan memperbaiki cara berkomunikasi di depan publik.
Membaca kutipan di atas seketika serasa seperti ada sebuah bom atom yang
meledak di dalam dipikiran imajiner saya. “Oh iya ya, kenapa tidak mempelajari
cara berpidato orang-orang besar di dunia, pembicara-pembicara besar kelas
dunia, dan pemimpin-pemimpin Negara besar. Ini yang saya butuhkan selama ini”.
Lalu saya berselancar mencari dan
menonton video pidato-pidato tokoh besar di Youtube seperti Presiden Amerika
Serikat Barack Obama, Presiden Turkiye Recep Tayip Erdogan, Pendiri Aple Steve Jobs, Oprah Winfrey
presenter acara The Oprah Winfrey Sow, Najwa Sihab pendiri Narasi, dr. Gamal
Albinsaid Tokoh pembicara muda yang mendunia sekaligus Ketua Umum PKS Muda.
Dari beberapa nama di atas saya
merekomendasikan anda untuk bisa mencoba mempelajari dan meniru cara berbicara
orang-orang hebat ini mulai dari ritme nafas, gerak badan, pemilihan kata,
mimik wajah, nada dan intonasi bicaranya. Ada banyak kesamaan cara mereka
berbicara dengan cirikhas masing-masingnya, akan tetapi dari mereka ada satu
kesamaan yang menonjol, yaitu setiap kali berbicara di depan public, mereka
selalu ber-Storytelling. Ya ber-storytelling membawakan sebuah cerita pendek
inspiratif, entah itu menceritakan mengenai kisah masa lalu mereka, kisah
inspiratif orang lain, sejarah yang membangkitkan semangat, dll. Mereka
menggunakan Storytelling untuk menguatkan penyampaian ide dan pemikiran yang
ingin mereka sampaikan kepada publik dan agar lebih mudah diterima oleh publik.
Saya melihat metode storytelling sangat ampuh dalam setiap public speaking,
terbukti di setiap mereka yang membawakannya mampu menumbuhkan rasa simpatik
dan menggerakkan hati banyak orang yang mendengarkan. Saya rasa ini adalah
salah satu modal penting yang mesti dimiliki oleh calon tokoh besar kelas dunia
dan mestinya politisi juga ya selain dari isi tas.
Terbukti dari Steve Jobs lewat
storytelling yang disisipkan pada persentasi dan pidatonya mempunyai andil
besar dalam membesarkan perusahaan-perusahaan dan namanya, dengan hal yang sama
juga dilakukan Barack Obama seseorang kulit hitam menggetarkan jagat Amerika
Serikat dan mengantarkannya sebagai seorang kulit hitam pertama yang menjadi
presiden di Amerika Serikat, dan seseorang yang merubah sebuah Negara sekuler
akut menjadi Negara kuat yang kearah Islamis Presiden Turkiye Recep Tayip
Erdogan. Beliau ini ya (Erdogan) yang saya perhatikan hampir di setiap
pidatonya dia menceritakan sejarah-sejarah yang inspiratif berkaitan dengan
pidatonya untuk menguatkan penyampaian pidatonya.
Bukan hanya ampuh untuk personal
branding saja bagi para politisi, storytelling adalah soft skill yang sangat
bermafaat di kehidupan sehari-hari, juga untuk pertemuan bisnis bagi pembisnis ,
wawancara kerja bagi para pelamar kerja, berjualan bagi penjual, metode mengajar
bagi dosen dan guru, penguatan motivasi bagi motivator, metode keren persentasi
makalah atau skripsi bagi mahasiswa, dan bahan kampanye bagi para caleg biar
nggak hanya biasa tebar janji-janji manis aja, ehem bercanda bapak ibu caleg
sekalian (sungkem) dan masih banyak lagi manfaat lainnya dari storytelling.
Menutup tulisan sepele dan ringan
ini, sebelumnya saya membukanya dengan kutipan kalimat, juga penutupnya dengan
kutipan kalimat juga.
“Hidup akan berubah jika pemikiran
berubah, hidup akan berubah jika perilaku berubah, dan sama seperti pemikiran
dan perilaku juga hidup akan berubah menjadi besar dengan mengubah cara
berbicara mengikuti orang-orang besar”.
Muhammad Fajar Meisutomo