Generasi
Z adalah generasi yang lahir dalam rentang tahun 1996 sampai dengan 2009.
Generasi yang lahir setelah generasi Melenial , merupakan generasi peralihan
generasi Melenial di saat Teknologi yang semakin berkembang dan perolehan
informasi yang mengalami percepatan. Hal ini menjadikan kehidupan mereka tidak
pernah lepas dengan teknologi juga media sosial yang berarti Gen Z berperan
sangat penting dalam perkembangan teknologi dan percepatan pertukaran informasi
pada media sosial saat ini. Percepatan pertukaran informasi tersebut di
antaranya adalah berita yang tercampur aduk antara kebenaran dan ketidak
benarannya (Hoax).
Hoax
menurut kbbi adalah berita bohong, sedangkan menurut Oxford English dictionary
hoax terdefinisikan sebagai ‘kebohongan yang dibuat dengan tujuan jahat’. Namun
saat ini diartikan oleh banyak orang, Hoax hanyalah ‘berita yang tidak saya
sukai’, ‘berita kejelekan pemerintah’, atau ‘alat politik untuk meraih
kekuasaan’ tanpa mengecek kebenarannya.
Memasuki
tahun politik 2023, suhu ketegangan di antara masyarakat Indonesia semakin
meningkat. Sehingga menjadikan berita-berita hoax dan yang belum jelas
kebenarannya terus menerus disebarkan melalui media sosial membentuk opini yang
membahayakan keutuhan Bangsa Indonesia.
Gen
Z harusnya menjadi kubu yang minimal resisten dari berbagai berita hoax. Hoax
yang bersumber dari berbagai kubu pendukung paslon yang sengaja diproduksi oleh
mereka. Lebih bagusnya lagi gen Z mesti dapat mengecek kebenaran dari berita
yang sampai ke genggaman. Jangan hanya karena berita yang sampai ke genggaman
merugikan paslon yang tidak disukai (mengira
juga akan menguntungkan paslon yang didukung) lalu kemudian ikut disebar
juga. Pasti akan kembali dampak negatifnya bukan hanya ke kita individu saja,
melainkan juga orang di sekitar kita (keluarga,
kampus, tempat kerja, organisasi, dll).
Sebagai
Gen Z kita mestinya sudah sangat akrab dengan TikTok, Instagram, Twitter, WA,
Youtube, dan fitur story di hampir setiap media sosial bukan? Ketimbang cerita
kehidupan pribadi dan kegalauan masalah percintaan mendominasi semua sosial
media kita, lebih baiknya didominasi oleh opini atau pemikiran yang dapat mengcounter
berita-berita palsu yang terus menerus tersebar dan mengancam keutuhan NKRI.
Saya yakin kita gen Z sudah muak dengan gaya berpolitik yang disuguhkan oleh
generasi-generasi sebelum kita, sudah saatnya kita Gen Z terlibat dengan gaya
berpolitik yang baru, fresh dan kekinian. Yaitu salah satunya dengan menangkal
berita Hoax, berikut kiat-kiat untuk Gen Z dalam menangkal berita hoax:
1. Cek Judul Berita
Judul
provokativ atau judul yang memancing tanpa basa basi mengarahkan tuduhan sudah
sering terbukti sebagai berita palasu/hoax. Sebaiknya cari referensi berupa berita serupa dari situs
online resmi, kemudian bandingkan isinya, apakah sama atau berbeda (ada fakta
yang dipelintirkan atau tidak). Dengan demikian, setidaknya kita sebabagi
pembaca bisa memperoleh kesimpulan yang lebih berimbang.
Cermati
link berita yang tercantum pada berita, jika tidak berasal dari media resmi
atau lembaga yang kredibel, maka bisa dikatakan isi berita meragukan.
3. Cek Fakta
Cek apakah
isi berita sudah berdasarkan fakta dan opini, atau hanya berdasarkan opini pembuat
saja. Perhatikan keberimbangan sumber info untuk mendapatkan gambaran utuh.
Terkadang
berita palsu sengaja diproduksi dan disebarkan kubu tertentu untuk
keuntungannya sendiri, dan tentu sebelumnya sudah dipersiapkan berita untuk
mengkonter berita palsu yang sudah disebarkan ketika kubu lawan sudah termakan
berita palsu tersebut..
4. Cek Keaslian Foto dan Video
Kecanggihan
dan kemudahan teknologi sudah sampai dapat memanipulasi wajah, gerak bibir, dan
suara dalam video, sehingga memudahkan para pembuat berita palsu mengedit video
dan foto untuk memporvokasi pembaca atau penonton.
Cari cara
mengecek keaslian sumber foto melalui Google
Sebagai penutup dari tulisan saya ini, saya akan menyertakan
hasil survey dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS). Survey
CSIS menunjukkan, bahwa pemilih muda akan mendominasi pada kontestasi Pemilu
2024. Menurut
hasil survei tersebut, pemilih muda diprediksi mendekati 60 persen atau sekitar
190 juta warga.
Yang artinya nasib bangsa Indonesia pada ajang
kontestasi politik 2024 ada di tangan para Gen Z dan sebagian kecil Gen
Melenial. So Gen Z, tunggu apa lagi? persiapkan dirimu!
Ah gen Z mentalnya lemah! Untuk apa menggantungkan
harapan ke generasi lemah?
Memang harus diakui itu (mental lemah) adalah
kelemahan kita. Tapi wajar dong ada kekurangan dan ada juga kelebihan.
Kelebihan kita gen Z yang tidak dimiliki generasi sebelumnya adalah
kreatifitas. Ya kreatifitas. Indonesia butuh kreatifitas kita. Siapa tahu
Indonesia berubah jadi lebih baik ke depannya berawal dari kreatifitas kita Gen
Z.
Penulis,
Muhammad Fajar Meisutomo
(Gen Z, Sekertaris Bidang Hukum & Kebijakan Publik DPD
PKS Kota Bima)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar